English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pernahkan Anda tersesat di belantara dunia maya? Mungkin Anda akan menjawab, "Seringkali," atau bahkan, "Saya selalu tersesat."

Dunia maya adalah dunia tanpa tapal batas. Sekali Anda mengetikkan satu kata kunci (misal: Islam) ke dalam mesin pencari (Google, misalnya), maka Anda akan dibawa kepada ratusan ribu, jutaan, bahkan puluhan juta hasil pencarian. Itu semua adalah informasi yang berserakan di dunia maya, informasi yang shahih dan terpercaya bercampur dalam perangkap informasi-informasi yang menyesatkan, bagaimana Anda memilahnya?

Yufid.com, dengan pertolongan Allah, mencoba memberikan satu solusi terhadap permasalahan yang kami gambarkan di atas. Berbagai website Islam dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris, dan Arab) kami kumpulkan, kami periksa dan kami sortir satu per satu, kemudian kami susun dan masukkan ke dalam teknologi mesin pencari Google yang sangat canggih. Hasilnya bisa Anda lihat di Yufid.com. Cobalah dan rasakan manfaatnya.

Yufid.com pada tahapan awal ini memberikan hasil pencarian khusus konten teks dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris, dan Arab). Silakan pilih menu bahasa untuk hasil pencarian sesuai dengan bahasa yang Anda inginkan. Tahap selanjutnya, insya Allah kami akan terus mengembangkan Yufid.com untuk hasil pencarian yang lebih luas lagi (misal: video, audio, gambar, dll).

Ilmu-Ilmu Pengetahuan Bermanfaat dari Sumber Terpercaya

Jumat, 07 Desember 2012

Home » » Adab Menuntut Ilmu#3: Membela Syari'at

Adab Menuntut Ilmu#3: Membela Syari'at

Share on :

Dengan menuntut ilmu ia juga mempunyai niat untuk membela syari'at (Islam). Sebab kitab-kitab tidak dapat membela syari'at (secara langsung) dan pembelaan syari'at ini tidak dapat dilakukan kecuali oleh orang yang mengembannya. Jika seorang Ahlul Bid'ah datang ke suatu perpustakaan yang dipenuhi berbagai macam kitab syari'at yang tidak terhitung jumlahnya, lalu dia berbicara dengan kebid'ahan dan mengikrarkannya maka saya yakin tidak akan ada satu kitab pun yang akan membantahnya. Lain halnya jika Ahlul Bid'ah tersebut berbicara dengan kebid'ahannya di hadapan seorang yang berilmu (ulama) untuk mengikrarkan kebid'ahannya, tentu penuntut ilmu tersebut akan membantah dan menghabisi ucapannya dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Oleh karena itu, seorang penuntut ilmu harus meniatkan belajarnya untuk membela syari'at.

Pembelaan terhadap syari'at Islam tidak mampu dilakukan kecuali oleh orang-orang yang memiliki senjata. Apabila kita memiliki berbagai macam senjata yang telah memenuhi gudang persenjataan apakah senjata-senjata itu sanggup dengan sendirinya menembakkan pelurunya kepada musuh? Ataukah tidak bisa kecuali dengan orang yang menggerakkannya?

Jawabannya: perbuatan itu (menyerang musuh dengan senapan) tidak bisa dilakukan kecuali oleh orang yang menggunakannya. Demikian juga dengan ilmu. Sesungguhnya bid'ah yang baru akan terus muncul, terkadang terjadi bid'ah-bid'ah yang tidak muncul pada zaman dahulu dan bid'ah-bid'ah tersebut tidak terdapat dalam kitab-kitab (buku-buku), sehingga tidak mungkin membela syari'at ini kecuali dilakukan oleh penuntut ilmu.

Oleh karena itu saya katakan, sesungguhnya termasuk hal-hal yang wajib untuk diperhatikan oleh penuntut ilmu adalah masalah pembelaan syari'at ini. Dengan demikian manusia berada dalam kondisi sangat butuh kepada ulama, dalam rangka menghadapi tipu daya Ahlul Bid'ah dan segenap musuh-musuh Allah. Hal itu tidaklah bisa terealisasi kecuali dengan ilmu syari'at yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin [Adab dan Akhlak, Menuntut Ilmu]
Bagikan Artikel Ini :

0 komentar:

Posting Komentar