English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pernahkan Anda tersesat di belantara dunia maya? Mungkin Anda akan menjawab, "Seringkali," atau bahkan, "Saya selalu tersesat."

Dunia maya adalah dunia tanpa tapal batas. Sekali Anda mengetikkan satu kata kunci (misal: Islam) ke dalam mesin pencari (Google, misalnya), maka Anda akan dibawa kepada ratusan ribu, jutaan, bahkan puluhan juta hasil pencarian. Itu semua adalah informasi yang berserakan di dunia maya, informasi yang shahih dan terpercaya bercampur dalam perangkap informasi-informasi yang menyesatkan, bagaimana Anda memilahnya?

Yufid.com, dengan pertolongan Allah, mencoba memberikan satu solusi terhadap permasalahan yang kami gambarkan di atas. Berbagai website Islam dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris, dan Arab) kami kumpulkan, kami periksa dan kami sortir satu per satu, kemudian kami susun dan masukkan ke dalam teknologi mesin pencari Google yang sangat canggih. Hasilnya bisa Anda lihat di Yufid.com. Cobalah dan rasakan manfaatnya.

Yufid.com pada tahapan awal ini memberikan hasil pencarian khusus konten teks dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris, dan Arab). Silakan pilih menu bahasa untuk hasil pencarian sesuai dengan bahasa yang Anda inginkan. Tahap selanjutnya, insya Allah kami akan terus mengembangkan Yufid.com untuk hasil pencarian yang lebih luas lagi (misal: video, audio, gambar, dll).

Ilmu-Ilmu Pengetahuan Bermanfaat dari Sumber Terpercaya

Jumat, 07 Desember 2012

Home » » Adab Menuntut Ilmu#2 : Menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain

Adab Menuntut Ilmu#2 : Menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain

Share on :

Ketika seseorang menuntut ilmu hendaknya diniatkan untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain. Karena asal muasal manusia adalah bodoh. Dalil hal tersebut adalah firman Allah,
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan kamu tidak mengetahui sesuatupun dan Allah memberikanmu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur." (An-Nahl: 78)

Realita membuktikan demikian, maka engkau harus meniatkan (dalam menuntut ilmu adalah) untuk menghilangkan kebodohan dari dirimu. Dengan demikian engkau akan mendapatkan rasa takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama." (Fathir: 28)

Jadi, engkau harus berniat menghilangkan kebodohan dari dirimu, karena pada dasarnya dalam dirimu tersimpan kebodohan. Jika engkau belajar engkau akan menjadi orang yang berilmu dan kebodohanmu akan hilang.

Demikian pula engkau meniatkan (dengan belajar itu) untuk menghilangkan kebodohan dari umat ini. Hal tersebut dapat dicapai dengan ta'lim (proses belajar mengajar) atau dengan berbagai macam cara agar orang lain bisa menimba manfaat dari ilmumu.
Apakah termasuk syarat mengambil manfaat ilmu adalah dengan cara duduk di masjid dalam suatu halaqah ataukah mengambil manfaat ilmu tersebut pada semua kondisi?

Jawabnya: dengan (jawaban) kedua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بلغوا عني ولو آية
"Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat."2

Apabila engkau mengajarkan ilmu kepada seseorang kemudian orang itu mengajarkan kepada orang lain, maka engkau akan mendapatkan pahala dua orang. Apabila orang ketiga mengajarkan kepada orang lain, engkau akan mendapatkan pahala tiga orang. Demikian seterusnya.

Tergolong perbuatan bid'ah apabila seseorang menunaikan suatu ibadah lalu mengucapkan,
اللهم اجعل ثوابها لرسول الله
"Ya Allah, jadikan pahala ibadah ini untuk Rasulullah."
Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang telah mengajari dan menunjukimu, maka (secara otomatis) beliau akan mendapatkan pahala seperti pahalamu.

Imam Ahmad rahimahullah berkata,
العلم لا يعدله شيء لمن صحت نيته
"Ilmu, tidak ada satu pun yang dapat menandinginya bagi orang yang lurus niatnya."
Para muridnya bertanya, "Mengapa demikian?" Beliau menjawab,
ينوي رفع الجهل عن نفسه وعن غيره
"(Karena) ia berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain."

Sebab pada dasarnya kebodohan melekat pada diri mereka sebagaimana kebodohan itu merupakan sifat dasar yang melekat pada dirimu. Apabila engkau belajar dalam rangka rnenghilangkan kebodohan dari umat ini berarti engkau digolongkan dalam deretan orang yang berjihad di jalan Allah dan menyebarkan agama-Nya.
____________
Footnote:
2 HR. Al-Bukhari dalam Kitabul Anbiya’ Bab: Maa Dzakara ‘an Bani Israil

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin [Adab dan Akhlak, Menuntut Ilmu]
Bagikan Artikel Ini :

0 komentar:

Posting Komentar