English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pernahkan Anda tersesat di belantara dunia maya? Mungkin Anda akan menjawab, "Seringkali," atau bahkan, "Saya selalu tersesat."

Dunia maya adalah dunia tanpa tapal batas. Sekali Anda mengetikkan satu kata kunci (misal: Islam) ke dalam mesin pencari (Google, misalnya), maka Anda akan dibawa kepada ratusan ribu, jutaan, bahkan puluhan juta hasil pencarian. Itu semua adalah informasi yang berserakan di dunia maya, informasi yang shahih dan terpercaya bercampur dalam perangkap informasi-informasi yang menyesatkan, bagaimana Anda memilahnya?

Yufid.com, dengan pertolongan Allah, mencoba memberikan satu solusi terhadap permasalahan yang kami gambarkan di atas. Berbagai website Islam dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris, dan Arab) kami kumpulkan, kami periksa dan kami sortir satu per satu, kemudian kami susun dan masukkan ke dalam teknologi mesin pencari Google yang sangat canggih. Hasilnya bisa Anda lihat di Yufid.com. Cobalah dan rasakan manfaatnya.

Yufid.com pada tahapan awal ini memberikan hasil pencarian khusus konten teks dalam 3 bahasa (Indonesia, Inggris, dan Arab). Silakan pilih menu bahasa untuk hasil pencarian sesuai dengan bahasa yang Anda inginkan. Tahap selanjutnya, insya Allah kami akan terus mengembangkan Yufid.com untuk hasil pencarian yang lebih luas lagi (misal: video, audio, gambar, dll).

Ilmu-Ilmu Pengetahuan Bermanfaat dari Sumber Terpercaya

Jumat, 07 Desember 2012

Home » » Adab Menuntut Ilmu#1 : Mengikhlaskan niat untuk Allah ‘Azza wa Jalla

Adab Menuntut Ilmu#1 : Mengikhlaskan niat untuk Allah ‘Azza wa Jalla

Share on :
Tujuan dalam menuntut ilmu adalah untuk (mengharapkan) wajah Allah dan untuk (memperoleh kebaikan) kehidupan akhirat. Allah telah menganjurkan dan memberikan motivasi untuk menuntut ilmu di dalam firman-Nya,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah yang haq untuk diibadahi melainkan Allah dan mohonlah ampun atas dosamu." (Muhammad: 19)
Pujian terhadap ulama di dalam Al-Qur'an telah cukup dikenal. Apabila Allah memuji sesuatu atau memerintahkannya, maka hal tersebut menjadi suatu amaliah ibadah. Jika demikian maka dalam menuntut ilmu wajib untuk mengikhlaskan diri hanya bagi Allah, yaitu dengan jalan seorang harus meniatkan (mengharapkan) wajah Allah. Jika seseorang meniatkan dalam menuntut ilmu syari'at itu untuk meraih ijazah yang akan dia gunakan untuk mencapai suatu kedudukan ataupun status tertentu, maka sesungguhnya Rasulullah bersabda,
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَة
"Barangsiapa mempelajari ilmu yang diharapkan dengannya wajah Allah ‘Azza wa Jalla, namun dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan harta dunia maka dia tidak akan mencium wangi surga di Hari Kiamat."1

Maksudnya adalah mencium baunya. Dan ini merupakan ancaman yang keras. Tapi jika ada seorang penuntut ilmu yang mengatakan saya ingin memperoleh ijazah bukan lantaran ingin mendapatkan bagian dari harta dunia akan tetapi sistem (yang ada) menjadikan ukuran seorang ulama adalah ijazahnya. Kami katakan, jika seseorang berniat memperoleh ijazah dalam rangka memberi kemanfaatan kepada orang lain baik dalam bidang pengajaran, administrasi, atau dalam bidang lainnya maka hal tersebut merupakan niatan yang lurus, tidak membahayakan dirinya sedikitpun, karena niatan tersebut benar.

Kita mengulas faktor keikhlasan di awal pembahasan adab-adab penuntut ilmu tidak lain karena keikhlasan merupakan hal yang prinsipil. Maka penuntut ilmu wajib meniatkan amalannya dalam rangka menunaikan perintah Allah. Karena Allah memerintahkan dalam firman-Nya,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah yang haq untuk diibadahi melainkan Allah dan mohonlah ampun atas dosamu." (Muhammad: 19)
Allah memerintahkan untuk berilmu, maka jika engkau mempelajari ilmu berarti engkau telah menunaikan perintah Allah Azza wajalla.
____________
Footnote:
1 HR. Ahmad juz 2 hal 338, Abu Dawud dalam Kitabul 'Ilmi Bab: Thalabul 'Ilmi li Ghairillah, Ibnu Majah dalam Al-Muqaddimah Bab: Al-Intifa'u bil 'Ilmi wal Amalihi bihi, Hakim dalam Al-Mustadrak juz 1 hal 160, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf juz 8 hal. 543, Al-Ajuri dalam Akhlaqul 'Ulama hal. 142, Akhlaqul Ahlil Qur 'an hal. 128 no. 57. Al-Hakim berkata, "Hadits shahih dan perawinya tsiqah."


Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin [Adab dan Akhlak, Menuntut Ilmu]
Bagikan Artikel Ini :

0 komentar:

Posting Komentar